Kata Hati
Suara musik riuh samar-samar masuk ke dalam telingaku
Mengisinya dengan alunan-alunan yang tak ku mengerti
Samar... Masih terasa samar ditelingaku
Hujan yang turun di bulan Juni
Mengingatkanku pada musim panas dua tahun lalu
Begitu menghangatkan setiap jiwa
Hangat,
Seperti berdiam diri ditepi api unggun
Membiarkan kunang-kunang mengaku kalah akan pertarungan
Pertarungan antara siapa yang kuat dan siapa yang lemah
Disana masih terdapat sang pujaan hati mengalunkan nada indah
Suara tawa yang kusebut nada indah abadi di telingaku
Aroma tubuhmu menguap seiring waktu yang membawa kita kesini
Aroma yang menawarkan perlindungan
Aroma yang berjanji akan selalu ada
Seperti air menolak menyatu dengan minyak
Dan kau yang selalu menolakku dengan kepolosanmu
Apakah kita seperti air dan minyak?
Apakah kita seperti air dan api?
Apakah aku bagaikan pungguk merindukan bulan?
Kita akan terjaga dalam keheningan
Saling mengucap salam perpisahan namun tidak ingin kehilangan
Kita akan berdiam diri dalam sepi yang melahap seluruh hidup kita
Saling melangkah menjauh namun hati tak pernah bisa dibohongi
Semesta!
Sandiwara apa yang kau buat untuk aku dan dia?
Hancurkan saja bumi!
Aku tak ingin bersandiwara lagi
Tidak seperti ini
0 komentar