Jurnal #18 — Sebuah Perayaan; Hari Raya

by - Juni 05, 2019

eid mubarak—the greatest day for muslim, being ‘clear’ by forgiving each other, time to spend more time with family and the love ones.






perayaan yang dirayakan satu tahun sekali oleh seluruh umat islam di seluruh penjuru bumi. saya dan ibu biasa menyiapkan segala sesuatunya sendiri untuk keperluan perayaan tersebut di rumah kami. biasanya satu atau dua hari sebelum hari perayaan, kami berbelanja ke pasar kemudian membuat menu makanan yang sudah menjadi wajib hukumnya untuk ada di hari itu, yakni ketupat, opor ayam, dan sambal goreng kentang/daging. sedangkan biasanya pada lima atau enam hari sebelum perayaan, kami membuat kue-kue untuk dihidangkan saat hari besar itu. hehe. intinya untuk hari besar itu kami cukup sibuk mempersiapkan segala sesuatunya yang sudah menjadi tradisi. 


biasanya kami membuat kue-kue kering khas buatan ibu yang rasanya tidak ada duanya, seperti kue kering keju dan kue kering nastar (berisi selai nanas). saking nikmatnya kue buatan ibu ini, saya malas untuk sengaja membeli kue kering di tempat lain. hehe. biasanya juga kami membeli beberapa kue kaleng atau cemilan-cemilan lain (kripik dll) untuk dinikmati bersama. sedangkan satu hari sebelum hari besar, saya biasa bangun pagi untuk membuat ketupat; mengisi satu per satu kantong ketupat dengan beras dan memasaknya dalam panci yang cukup besar. kemudian dilanjutkan dengan memasak opor juga sambal goreng kentang/daging. 


itu adalah kebiasaan kami dari tahun ke tahun (dahulu) setiap menjelang hari besar umat islam itu tiba.


kemudian ketika hari itu tiba, kami sekeluarga akan bangun pagi-pagi sekali untuk pergi ke mesjid terdekat untuk melaksanakan ibadah hari raya (sholat idul fitri atau biasa disebut sholat ied) dan setelah kembali ke rumah dengan perasaan sukacita dan bersalaman saling memaafkan. biasanya sanak saudara akan tiba di rumah kami untuk berkumpul, berbagi kebahagiaan dan saling mengeratkan tali kekeluargaan kami sembari menikmati hidangan-hidangan yang telah ibu buat kemarin hari. rasanya tidak ada satu hal pun yang membuat kami berdukacita. kami menikmati waktu berkumpul bersama, bercengkrama dengan satu sama lain. perayaan yang saya rasa wajib kita syukuri adanya tatkala kita masih memiliki orang-orang terkasih yang masih menggenggam tangan kita untu saling menguatkan. oh ya, tak jarang kami juga membuat rencana pergi ke tempat wisata atau keluar kota untuk piknik bersama sekeluarga besar, dan biasanya di hari raya hari ke-2 atau ke-3 adalah eksekusi yang pas untuk rencana tersebut. 


itu adalah kebiasaan kami (dahulu) saat hari raya itu tiba. 



but, it's different now.


kenyataannya berubah sudah beberapa tahun belakangan, saya dan ibu hanya melakukan perayaan biasa-biasa saja. tak ada hidangan yang berlimpah atau baju baru. tak ada lagi momen yang benar-benar istimewa di hari raya itu atau rasa sukacita tanpa berselimut duka. kenyataannya bahwa sudah beberapa tahun belakangan saya melewati hari besar itu dengan banyak berdiam diri dan melakukan hal-hal biasa layaknya di hari-hari biasa. rasanya hari raya sudah tak semeriah dahulu, rasanya hari raya sudah tak sehangat dahulu. dan sudah satu atau dua tahun belakangan, hari raya ini saya gunakan untuk mengevaluasi diri di hadapan sang pencipta dan berusaha memandang suatu hal lebih dekat lagi dan dari sudut pandang yang berbeda.


seperti tahun ini, hari raya kami isi hanya dengan berkumpul keluarga besar ibu (itu pun sangat tidak lengkap) di rumah kami. sebagian berbincang-bincang dengan sedikit kerut di kening sambil berkeluh kesah dan sebagian yang lain asik tidur siang dan bermain gadget. hehe. kemudian selepas ashar kami pergi ziarah ke makam leluhur atau orang tua kami yang telah berpulang ke sang pencipta. sesederhana itu. hanya perbincangan omong kosong dan keluhan-keluhan perihal kehidupan, tak ada rencana sukacita lainnya selain kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan yang biasa saja. hehe. meski demikian, saya masih berusaha untuk mensyukuri apa yang ada di hari raya ini; keluarga, hidangan, kerukunan, serta kesehatan. hal-hal yang jarang kita syukuri adanya. 


tahun ini masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya dan kini buat saya yang terpenting dari hari raya ini adalah sebuah pintu yang terbuka lebar untuk menjadi lebih baik lagi di hadapan sang pencipta, untuk mencari kedamaian yang setenang-tenangnya damai dalam diri ini, dan untuk mencintai diri lebih dalam dan lebih baik lagi dari sebelumnya. sebab akhirnya saya sadari satu hal; setiap kali saya merasa sendiri dan berbeda, ada diri saya yang sangat kecil dan utuh yang sebenarnya selalu ada dan menerima yang terkadang tak mendapat perlakuan selayaknya perempuan. 


mohon dimaafkan, ya, atas segala khilaf/salah baik dari sikap dan kata-kata. selamat berkumpul di hari raya untuk kamu yang sedang membaca tulisan ini. selamat berlebaran, berbahagia, dan bercengkrama bersama keluarga dan orang-orang terkasih. jangan lupa untuk bersyukur dan berbahagia setiap hari. 😊












( nrlhdyn — 05/06/2019 01.44 PM )

You May Also Like

0 komentar