Jurnal #19 — Sebuah Perayaan; Hari Lahir

by - Juni 22, 2019

(Source: Pinterest)


tepat 17 hari yang lalu sisa usia saya berkurang seiring dengan angka yang bertambah di bilangan usia hidup di dunia. dua puluh empat adalah bilangan usia saya kini, sebuah angka yang semakin membesar setiap tahunnya (yang mudah-mudahan selalu diiringi dengan semakin berkembangnya pola pikir dan tingkat kedewasaan, ya). dua puluh empat yang tak bisa lagi dikategorikan remaja, sebuah angka yang kurang dari satu untuk mencapai se-per-empat abad (quarter). whatever you named it, it's just a number you can count


17 hari yang lalu tak ada perayaan hari lahir seperti pada umumnya, tak ada balon warna warni atau kembang api, tak ada lilin atau kue untuk ditiup dan dinikmati, tak ada kartu ucapan atau hadiah-hadiah, sayangnya hanya ada saya seorang diri yang menjalani hari itu seperti tak terjadi apa-apa. and that's okay, i understand why. mungkin bagi sebagian orang, hari lahir merupakan suatu yang harus dirayakan, hari yang dianggap istimewa sehingga semua orang harusnya mengingat dan memberi ucapan. saya sendiri percaya bahwa sebuah ucapan selamat hari lahir serta doa-doa yang diucapkan mampu membuat senyuman di bibir seorang yang menerimanya, membuat dirinya bersukacita. setidaknya itu yang saya percaya mengenai hari lahir. tak terkecuali saya. saya akan merasa bahagia ketika menerima ucapan tersebut di hari lahir saya. sesederhana saya akan berpikir bahwa  ia mengingat hari terpenting dalam hidup saya. tak perlu ada kue, lilin, balon, kembang api atau hadiah kerlip warna warni. hanya sebuah ucapan sederhana dan perlakuan yang tulus, saya rasa itu semua sudah lebih dari cukup. 


saya jadi ingat perayaan-perayaan lain di hari lahir terdahulu. kelas 3 SD saya pernah di siram dengan air dingin berember-ember oleh teman-teman sekelas sepulang sekolah dan berakhir sampai rumah dengan basah kuyup. lalu entah pada kelas berapa ketika SD, ibu membuat tumpeng (nasi kuning yang dibentuk kerucut dan disajikan dengan berbagai lauk khas) dan mengundang saudara dekat untuk ikut menikmati tumpeng. saya ingat benar hari itu saya memakai pakaian atau gaun berwarna merah muda berhiaskan pita dan kerlap kerlip. saya suka sekali gaun itu. hari itu saya bahagia; memakai gaun cantik kesukaan dan berkumpul bersama keluarga dekat. di tahun-tahun berikutnya, kala itu saya suka sekali pizza, bapak membelikan saya pizza ukuran besar untuk dinikmati di rumah bersama-sama. bagian yang saya tak suka dari pizza atau makanan lain yang sejenis adalah mayonais. dan di tahun-tahun setelahnya masih ketika SD, bapak membelikan saya boneka beruang besar sekali berwarna coklat muda (krem) dan tangannya sedang memeluk bantalan boneka berbentuk hati berwarna merah muda cerah yang bertuliskan "Love You".


memasuki masa SMP sejauh yang mampu saya ingat, saya tak lagi menerima kejutan atau hadiah-hadiah dari orang sekitar, termasuk orang tua. mungkin bapak dan ibu merasa sudah bukan waktunya lagi memberi saya hadiah kecil atau membuat perayaan khusus di hari istimewa itu. selain itu, saya tak mampu mengingat lebih banyak hal-hal di masa SMP. masa SMA pun tak jauh berbeda. hanya ada sedikit ucapan yang saya terima dari teman-teman dan sahabat terdekat. tak lagi ada hadiah atau perayaan, terlebih kala itu saya harus menghadapi cobaan-cobaan hidup dalam keluarga yang memaksa saya untuk tak memikirkan perihal perayaan hari lahir atau perayaan lainnya. hingga saat saya memasuki usia tujuh belas tepat ketika resmi lulus dari SMA, bapak mengirim sebuah kue ulang tahun rasa coklat yang diatasnya terdapat hiasan bunga dari krim kue dan bertuliskan "happy birthday, (............) 17 th". i was so shock. ketika seluruh dunia saya akan bapak telah hampir hangus karena cobaan kehidupan, bapak mengingat hari istimewa saya dan mengirim kue ulang tahun. but he wasn't there, he was out there nowhere. he wasn't there for me, but his cake did.


banyak kenangan tentang hari lahir yang terpatri dalam hati dan kepala saya. dan sejauh yang saya ingat, hari lahir yang paling istimewa adalah beberapa tahun lalu ketika kekasih memberi sebuah hadiah kecil yang diam-diam ia sembunyikan di suatu tempat di sakunya. hadiah kecil dan kenangan manis yang diam-diam membuat saya bahagia hanya dengan mengingatnya saja. hadiah kecil dan bagaimana hari itu kami tutup dengan tangis bahagia (setidaknya untuk saya). it's so beautiful how memories could drive your mind into that time and suddenly made you happy somehow.


tahun ini tak lagi ada perayaan istimewa, tak lagi ada kue atau lilin atau balon-balon serta hadiah kerlip warna warni. hanya ada saya dan ide tulisan tentang hari lahir yang sedang bergelayut di kepala. hanya ada rasa syukur yang berusaha saya tanamkan dalam hati dan kepala. jika kamu tanya apakah saya masih ingin dibuatkan perayaan atau hadiah-hadiah kecil, tentu saja jawabannya akan selalu "YA!". hehe. tentang hadiah yang ingin saya terima di dua puluh empat ini adalah sesederhana Tuhan angkat penyakit yang ada dalam tubuh ini sehingga saya kembali menjadi manusia sehat seutuhnya tak perlu lagi mengkonsumsi obat-obatan hanya untuk sembuh, dan tak perlu lagi merasa lemah when i knew i am stronger enough to live.


i am officially twenty four years old, and i am hoping there's so many good beautiful things ahead to keep me alive and well.













( nrlhdyn — 22/06/2019 )

You May Also Like

0 komentar