Dua Puluh Lima

by - Juni 12, 2020

kadang saya bingung harus mulai menuliskan ini dari mana, maklum sejujurnya saya nggak pandai menulis; saya cuma orang yang cukup suka menulis. tapi kali ini saya berniat untuk menuliskan sesuatu tentang pertambahan angka dalam usia dan semakin berkurangnya waktu saya di dunia, serta menuliskan keinginan-keinginan yang perlahan-lahan coba saya wujudkan.



(Source: Pinterest)


per tanggal 5 bulan kemarin saya resmi bertambah usia. dua puluh lima tahun. saya resmi berusia se-per-empat abad. alhamdulillah. tahun kemarin saya bertambah usia tepat di hari raya idul fitri, sedangkan tahun ini nggak~ jujur, setiap ulang tahun saya nggak pernah mengharap apa-apa selain dikasih kesehatan & rezeki untuk ke depannya, saya juga cuma berharap hari itu akan berjalan lancar dan baik-baik saja. tapi nggak munafik juga kalau sejujur-jujurnya saya ingin merasa istimewa bagi orang-orang yang saya sayangi. siapapun itu. tapi saya juga cukup sadar diri kalau diri ini nggak begitu istimewa, poros dunia bukan hanya berputar untuk saya seorang. jadi intinya, saya selalu ingin memaknai diri saya dengan sebaik-baiknya, saya selalu ingin merasa istimewa paling tidak untuk diri sendiri, saya selalu ingin berpikir bahwa satu-satunya orang yang akan mencintai saya adalah diri saya sendiri.


hari itu berjalan biasa saja. saya masih harus pergi ke kantor dan mengerjakan beberapa pekerjaan kemudian pulang menjelang sore dan menghabiskan waktu untuk tetap #dirumahaja selama pandemi belum berakhir. tak ada lilin atau kue manis.


namun hari itu saya menyadari apa yang benar-benar saya inginkan; mandiri dan mapan secara finansial. hal itu kadang terdengar seperti mimpi. apakah saya bisa?


semenjak pandemi corona virus disease (covid-19), saya lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. ketika awal kemunculannya, saya sempat merasa cukup stres karena harus benar-benar nggak keluar rumah. terlebih ketika itu, ketakutan dan ketidaktahuan akan virus ini masih besar. mall, bioskop, rumah makan, pusat perbelanjaan, hampir semua industri tersebut tutup. kalaupun buka, jam bukanya sangat dibatasi. sehingga ketika itu benar-benar tidak ada yang bisa saya lakukan selain #dirumahaja dengan kegiatan nonton series/film dan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. rutinitas makan di luar rumah dan jajan jajan yang nggak perlu berkurang cukup drastis. alhasil uang terasa tetap utuh. alhamdulillah kantor saya masih menggaji pegawainya full, nggak pake acara potong-memotong gaji walau waktunya kadang telat. tapi saya disini bersyukur banget. alhamdulillah kondisi keuangan saya masih baik-baik saja meski masih ada beberapa pengeluaran, terlebih menjelang hari raya kemarin. alhamdulillah saya pun memiliki dana darurat yang nggak terlalu besar tapi masih mencukupi untuk hidup paling nggak satu bulan ketika nggak ada penghasilan sama sekali. sementara di luar sana, banyak banget masyarakat yang terkena dampak covid-19 ini. sedih? banget. ikutan sedih karena penderitaan mereka yang kurang beruntung, yang terkena dampak langsung. sedih banget dan akhirnya saya berinisiatif sedikit membantu mereka dengan cara saya sendiri.


semakin ke sini saya jadi sadar kalau dana darurat itu sangat penting, kita nggak tau bakal ada apa di kemudian hari, kita nggak tau kehidupan kita nanti bagaimana ketika sesuatu yang buruk terjadi dan mengancam finansial kita untuk bertahan hidup. lalu saya jadi sadar, pentingnya kita mandiri secara finansial. sebuah instagram story dari @jonathanend yang membahas masalah finansial ini membuat saya makin ‘melek’ finansial. serius deh. kadang saya merasa tertampar sama kata-katanya, tapi apa yang ia katakan ya benar adanya. selain dana darurat (dana yang bisa kita gunakan ketika kita sementara tidak bisa berpenghasilan, bisa karena sakit mendadak, di PHK dari kantor, kebutuhan mendesak lain dll), kita perlu juga untuk memiliki asuransi kesehatan alias askes untuk paling nggak ya diri sendiri. intinya, pembahasan yang diangkat oleh bang joni ini sangat amat penting dan real. saya jadi punya banyak insight baru.


dan tanpa saya sadari, saya punya keinginan untuk bisa mandiri dan mapan secara finansial.


selama masa #dirumahaja ini saya jadi banyak banget dapat insight baru dan beberapa pembelajaran penting. terlebih masalah bersyukur dan finansial yang harus saya up grade kualitasnya. terlebih usia nggak lagi muda, apalagi abege. buat saya usia dua puluh lima bukan lagi soal foya foya karena masih muda. usia dua puluh lima adalah usia yang seharusnya sudah menyiapkan segala keperluan hidup terutama keuangan dengan baik dan mengaturnya. sebaik-baiknya. saya jadi merasa malu sama diri sendiri karena masih belum bisa mengatur keuangan kurang baik~


usia dua puluh lima : saya ingin mandiri dan mapan secara finansial yang lebih baik lagi. 



selamat ulang tahun~ 

You May Also Like

1 komentar

  1. wha selamat ulangtahun! selamat memasuki quarter life crisis hihi atau udah ya? hahaha

    BalasHapus