Saya, Ramadhan, dan Idul Fitri

by - Agustus 07, 2013

Bismillah. Salam.

Alhamdulillah, malam ini malam Idul Fitri. Dapat terdengar dengan jelas gema takbir berkumandang dari mesjid yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah. Puluhan pesan singkat di ponsel mulai berdatangan bertubi-tubi, serta pesan di media sosial lainnya; mengucapkan selamat hari raya dan mohon maaf lahir batin. Alhamdulillah. Silaturahmi kami dipermudah.



Pertama-tama, saya ingin menuliskan betapa bersyukurnya saya. Alhamdulillah. Masih bisa bertemu dengan Ramadhan dan mendengar gema takbir hari raya, sungguh luar biasa. Ramadhan tahun ini memberi saya banyak pelajaran, hal sepele namun berarti. Ya, dan saya baru menyadarinya. Kualitas ibadah mulai bertambah, semakin meningkat, dan membuat saya banyak bersyukur.

Tahun ini Allah masih memberikan saya kesempatan bersua dengan Ramadhan bukan tanpa tujuan, tujuannya yaitu agar saya meningkatkan kualitas ibadah kepada-Nya. Sedikit demi sedikit saya berusaha menjadi ke arah yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Belajar mengucapkan hamdallah lebih sering atas nikmat yang Ia berikan. Belajar memantapkan niat untuk beristiqomah dalam kesendirian. Belajar menerima segala sesuatunya. Alhamdulillahirabbil'alamin.

Dan malam ini, malam istimewa. Gema takbir berhamburan di udara. Hal ini cukup mengingatkan saya kepada satu hal; masa kecil saya.
Saya teringat malam lebaran beberapa tahun silam, saat semuanya masih utuh dan lengkap, saat semuanya masih saling berpegangan tangan satu sama lain, saat semuanya masih terasa indah untuk saya.



Hal apa yang kau ingat saat malam idul fitri?

Setiap malam idul fitri disetiap tahunnya, saya selalu berpikir, "apakah saya bisa bertemu lagi dengan Ramadhan dan idul fitri tahun depan?" Selalu. Setiap gema takbir berkumandang, pertanyaan itu selalu berputar-putar dikepala saya.
Lalu, setiap mendengar gema takbir, pikiran saya melayang pada saat-saat idul fitri beberapa tahun silam. Dimana semuanya masih utuh dan lengkap. Rasanya rindu sekali masa-masa itu. Namun saya tahu dan paham betul bahwa masa-masa itu ngga akan pernah terulang. Semuanya sudah tidak utuh.

Hal yang paling berkesan di bulan ramadhan tahun ini?

Hal berkesan? Alhamdulillah saya bisa istiqomah tadarus, walaupun belum bisa mengkhatamkan kitab suci tersebut, namun saya bahagia. Ini menjadi rutinitas saya setelah sholat tarawih. Dan saya bisa lebih sering berucap syukur alhamdulillah kepada-Nya. Rasanya rindu sekali membaca tiap huruf dalam kitab suci tersebut, karena saat masa sekolah selama enam tahun (SMP - SMA), setiap pagi saya selalu menyempatkan diri membaca, meskipun banyak tugas numpuk. Rasanya ada daya tarik tersendiri.

Hal yang paling dirindukan di bulan Ramadhan?

Saya rindu saat berbuka. Dan saat saya sedang ngantuk berat namun dipaksakan harus sahur. Dan... Sholat subuh tepat waktu.

Hal yang dipikirkan saat Idul Fitri?

Hari idul fitri saya biasa saja. Berkesan karena kami (saya, Aa, dan mama) kumpul bersama; makan ketupat dan berbagi cemilan khas. Dan tentunya, rindu akan sosok ayah. Selalu.


Malam ini, saya bersyukur. Amat bersyukur. Bisa berkumpul dengan saudara jauh dari pulau sebrang akhirnya mudik. Kami semua berbuka puasa bersama. Ya, tepat beberapa jam yang lalu. Alhamdulillah. Rindu sekali mempunyai keluarga seperti ini. Terima kasih.

Selamat hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1434 Hijriah, Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin.


Semoga Allah selalu melindungi kita semua, menanugerahi nikmat-Nya, dan mempererat silaturahmi kita semua. Amin Ya Rabbal'alamin.

You May Also Like

0 komentar