Untuk Kamu yang (masih) Menggenggam Tanganku

by - September 25, 2014

Waktu itu memang misteri, ya.

Tahun lalu orang-orang sekitar masih ada di sekitarmu, namun tahun ini mereka menghilang. Rupanya waktu yang membawa mereka menghilang, pergi entah kemana.

Tahun lalu mereka yang mencintaimu masih mengisi hari-hari, tahun ini semuanya seakan sepi. Rupanya waktu yang mengosongkan seluruh isi dari harimu dan membuatnya usang lalu ia telan.

Tahun lalu mereka masih setia disampingmu, tahun ini mereka seakan berjarak 1000 kilometer dari tempatmu. Rupanya waktu yang menbuatnya berjarak begitu jauh darimu.


Kamu hanya seorang manusia yang kehilangan; merasa kehilangan kasih dan kehangatan.
Dan kamu pun tahu, tidak ada satu manusia pun yang siap kehilangan; terlebih yang terkasih, yang membuatmu merasa feels like home.

Kamu tidak akan benar-benar merasa kehilangan jika kamu belum pernah merasa kehilangan. Kehilangan apapun itu.

Saat waktu membawamu pada perasaan kehilangan, sungguh kamu tidak bisa menolaknya dan kamu terlalu rapuh untuk mencengahnya sebelum terjadi.

Sama halnya aku. Aku hanya manusia yang merasa kehilangan. Kini aku hanya memeluk sembari menjaga apa yang masih ada untukku. Berusaha mensyukuri segala apa yang masih aku punya.

Mungkin kehilangan membuatmu merasa sendirian, merasa bahwa hanya dirimu yang masih memeluk sisa-sisa kepingan yang masih kamu punya. Iya, kamu memang akan begitu.

Namun, you have to look around you. Mungkin masih ada yang mau menggenggam tanganmu dan akan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja bahwa ia akan membantumu menjaga apa yang masih ada untukmu apa yang masih kamu punya. Ia akan menghapus air matamu saatnya terjatuh dengan telapak tangannya yang terbuka.

Iya, aku pernah merasa kehilangan. Dan seseorang itu memang ada untukku, seseorang yang masih aku punya. Ia membantuku memeluk sisa-sisa kepingan harapan yang masih aku punya. Ia menggenggam tanganku dan ia berkata bahwa Tuhan dan cintanya lebih besar dari kehilanganku, lebih ramai dan menyenangkan dari kesepianku, dan lebih kuat dari rasa takutku.


Iya, Rifaldy. Terima kasih. Kamu terbaik. Kamu terhebat. Kamu tersabar. Kamu terindah. Kamu terkuat. Kamu adalah orang yang menggenggam tanganku saat yang lain tidak akan pernah melakukannya.

Aku mencintaimu. 


Ini untukmu. Untuk kita. Untuk perjalanan kita. Dan untuk masa depan kita. :)

You May Also Like

1 komentar

  1. Halo mbak, blog ini dapet award ya dari aku, bisa di cek di postingan ini, terimakasih :)
    The Liebster Award

    BalasHapus