[Cerpen] Cinta dan Rahasia

by - Juli 01, 2015

"Ne," suara laki-laki yang tidak asing lagi di telingaku; Rafa.

"Iya, Raf?" Hatiku mencelos saat menoleh ke arahnya. Wajahnya yang benar-benar meneduhkan itu mendadak membuat remuk hati secara bersamaan.

"Nggak bisa ya lo nolak scholarship itu? Vina sendirian deh kalo lo ga ada." Lelaki itu menyesap kopinya yang ia beli di kedai kopi. Ia menerawang jauh ke langit petang yang kian menggelap.

Aku hanya tertawa kecil. "Siapa yang bisa menolak kesempatan itu, Raf? Untuk berpikir menolaknya saja nggak kepikiran olehku."

"Ya tapi Vina gimana?"

Rafa terus saja meracau kemungkinan-kemungkinan Vina tidak memiliki teman lagi di kampus karena kehilanganku dan ia akan merindukanku.

"Denger deh, Raf," kali ini aku benar-benar menatap kedua bola matanya yang berwarna cokelat gelap. Bisa kulihat disana ada sisi kesedihan tersembunyi. "Vina bakal baik-baik aja, lo juga bisa kan jagain Vina. Titip dia ya, dia sahabat baik banget dari jaman kita masih SD. Aku baik-baik aja ko, kita bertiga nanti ketemu lagi. Janji deh."

Bisa kulihat wajahnya seketika berubah lesu saat ku selesaikan perkataanku sambil tersenyum. Ia mulai menunduk lalu terdiam. Entah apa yang ada di pikirannya namun aku tahu kalau ini sudah menjadi keputusanku untuk meninggalkan kehidupanku disini, meninggalkan sahabatku, Vina dan Rafa. Dan aku yakin mereka akan baik-baik saja, terlebih tanpaku.


***


Aku, Ine. Wanita biasa-biasa saja yang terjebak cinta segitiga dengan sahabatku sendiri. Vina sudah kuanggap sebagai saudaraku, ia sahabat terdekatku sejak lama sekali. Aku selalu menceritakan segala kehidupanku padanya, berbagi suka-duka. Rafa adalah sahabat aku dan Vina. Kami bertiga telah bersahabat sejak lama sekali. Dan diam-diam tanpa mereka berdua tahu, aku menyimpan perasaan lebih pada laki-laki itu sejak dua tahun lalu. Hingga akhirnya 4 bulan yang lalu Rafa menyatakan cinta pada Vina; ya, pada sahabatku sendiri. Saat itu aku ingat bagaimana hancurnya hatiku. Melihat mereka tertawa bersama sebagai sepasang kekasih. Melihat bagaimana laki-laki idamanku menggenggam tangan sahabatku lalu memeluknya erat sekali. Masa-masa pahit itu bisa kulewati dengan berat namun inilah aku sekarang memutuskan pergi dari kehidupan mereka, menyembuhkan luka hati yang teramat dalam dan membekas.


***



From: inefloria@gmail.com
To: raffarheza92@gmail.com



Dear Raffa
Apa kabar? Semoga lo baik-baik aja ya disana. Maaf baru ngabarin lo setelah 2 bulan gue di Boston. Kuliah di sini sibuk dan jadwalnya padet banget.
Gimana kabar Vina? Gue belum sempat ngasih kabar ke dia, sampaikan permintaan maaf gue ya. Oh ya hubungan lo sama dia, baik-baik aja kan? Gue selalu berdoa yang terbaik buat kalian berdua, semoga langgeng terus yaaa. ;)

Raf, sebenernya gue mau ngomongin sesuatu sebelum gue pergi waktu itu. Tapi gue masih ragu. Dan baru kali ini gue berani ngomong.
Raf, pernah gaksih lo jatuh cinta sama seseorang tapi seseorang itu gak akan pernah bisa lo milikin? Sebenernya gue lagi ngerasain itu, Raf. Gue... gue jatuh cinta sama lo. Iya, Raf, sama lo. Sejak kapan? Sejak lama. Yaaa pokoknya lo ga perlu tau lah ya, jauh sebelum lo deklarasiin hubungan lo sama Vina.
Maaf ya, Raf, gue udah lancang begini. Mungkin sekarang lo udah tau kenapa gue ambil scholarship ini, mungkin ini salah satu cara gue buat ngelupain perasaan gue ke lo. Maaf, Raf.
Gue tau gue salah banget udah jatuh cinta sama pacar sahabat sendiri. Mungkin Vina ga akan maafin gue kalo dia tahu hal ini, Raf. Tapi.. lo tau kan lo ga bisa milih buat jatuh cinta sama siapa? Jujur, ini menyakitkan banget buat gue tapi gue harus survive dan terima kenyataan. Gue bakal ngerahasian perasaan gue dari siapapun termasuk Vina, dan lo adalah orang pertama yang tau perasaan gue.
Maaf, Raf. Gue bakal coba ngelupain perasaan gue secepat mungkin. Gue berdoa buat kebaikan kalian. Serius. Jagain Vina, ya? Gue tau dia sayang banget sama lo, mungkin melebihi perasaan gue ke lo.
Gue yakin lo bakal baik-baik aja di sana. Salam buat Vina ya. Gue kangen banget. Next time kalo waktunya tepat, kita bertiga bisa Skype-an. Oke?

Thanks, Raf.
And sorry.



***



(Inspired by: Yura - Cinta dan Rahasia ft. Glenn Fredly)

You May Also Like

0 komentar