Bukan Sekedar Jabatan
Betapa dunia membutuhkan orang-orang seperti mereka—yang tetap melayani meski hatinya terluka atau diperlakukan buruk.
Tempo hari saya pergi ke suatu Mall dan melihat berbagai hal sederhana yang baru saya sadari pentingnya. Betapa banyak orang-orang menggantungkan hidup mereka dari apa yang kita beli di tokonya. Dari restoran A seorang pelayan menawarkan berbagai menu makanan. Kemudian restoran B menawarkan diskon buy 1 get 1 free. Masih banyak lagi. Mungkin kamu pernah lihat hal sederhana macam itu di Mall atau Trade Center. Tapi apa kamu menyadarinya jika mereka—orang-orang yang bekerja di restoran/toko tersebut—sangat menggantungkan hidupnya dari sana?
Sedikit cerita yang benar saya alami sendiri. Dulu saya bekerja sebagai pramusaji atau waitress or whatever you called it. Saya masih ingat gaji pertama saya bekerja kurang lebih sekitar 10 hari adalah sekitar Rp. 250,000 (kurang lebih). Setelahnya saya hanya bertahan 1 bulan. Kenapa? Let me tell you a story.
Pekerjaan pertama saya sebagai pramusaji mungkin bukanlah hal yang patut dibanggakan. Namun, saya bersyukur pernah berada di sana. Kala itu Tuhan menguji saya dan memberi saya banyak pelajaran berharga yang mungkin tak bisa saya dapatkan di tempat lain.
Bekerja 6 hari dalam seminggu dengan durasi 8 jam—atau bahkan lebih—membuat hari saya berbeda. Saya tak perlu menjelaskan jobdesc-nya seperti apa, namun pekerjaan itu membuat saya kerja keras dan tetap merasa bersyukur. Pekerjaan itu cukup membuat saya kurang istirahat dan memanfaatkan waktu senggang hanya untuk istirahat dan menyelesaikan pekerjaan rumah sehari-hari (mencuci baju dsb).
Pernah suatu waktu di mana jadwal saya untuk libur namun mendadak diperintahkan untuk kembali bekerja (infal rekan kerja yang sakit). Kemudian saya juga pernah bekerja seharian penuh dari jam 9 pagi hingga jam 11 malam, juga pernah suatu waktu hingga hampir jam 2 pagi (waktu itu prepare untuk resepsi pernikahan client) dan harus standby kembali bekerja pukul 10 pagi keesokan harinya. Rasanya? Hehe. Badan saya melayang-layang. Namun, alam bawah sadar saya bertanggung jawab atas pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan atasan.
Kenapa saya lakukan pekerjaan tsb? Karena saya menggantungkan hidup saya dari sana, untuk bisa membayar sewa kamar kost dan makan sehari-hari serta membeli kebutuhan sehari-hari (misal: sabun mandi, sabun cuci, pembersih muka, dll). Dan tak ada yang salah dengan itu.
Pernah suatu waktu seorang wanita paruh baya—nenek-nenek—memprotes mengenai masakan yang disajikan. Ia bilang "Ini iga-nya masih keras. Kurang lama dimasak. Tolong dimasak lagi biar lebih lembut iga-nya!" Saya dan rekan yang lain hanya bisa meminta maaf sambil berusaha menenangkan dan menuruti apa mau Si Wanita ini. Kami masih berusaha melayani dengan ramah dan senyum meski mereka memperlakukan kami dengan tidak bijak sama sekali. Ya, kami hanya bisa tersenyum.
Kamu tahu, kenapa saya selalu mengucap "terima kasih" dan "tolong" pada pramusaji/pelayan yang melayani saya ketika saya makan di suatu restoran atau tempat makan lainnya? 'Cause I've been there. Saya tahu yang mereka rasakan dalam hati jika respon pelanggan bagus/buruk pada mereka. Mereka akan tersenyum/merasa dihargai oleh pelanggan yang baik dan bersikap santun. Dan sebaliknya mereka akan berkecil hati sedih namun tak mampu berbuat apa-apa saat pelanggan tak puas atau bahkan memarahi mereka seenaknya dengan hasil yang di dapatkan di restoran/tempat mereka bekerja.
I've been there. Dan saya ucapkan bahwa pekerjaan semacam itu bukanlah pekerjaan hina. Please, dude, kamu tak akan dapat makan di restoran mewah sekalipun jika tak ada pramusaji atau orang-orang yang bekerja seperti mereka. there's nothing wrong with that job. Tidak ada pekerjaan yang hina selama hal itu dilakukan dengan cara yang halal/di ridhoi Tuhan.
Coba pikiran bagaimana bila kamu di posisinya? Bagaimana bila kamu bekerja sebagai pramusaji yang kemudian diperlakukan tidak menyenangkan oleh pelanggan? Bagaimana dengan hatimu sebagai manusia?
Coba bayangkan bila kamu berada di posisinya dan kamu menggantungkan hidupmu serta keluargamu dari pekerjaan seperti itu? Kamu telah bekerja keras namun diperlakukan buruk oleh orang lain yang mengganggap pekerjaanmu adalah pekerjaan rendah dan hina? Padahal kamu melakukannya dengan cara yang benar dan di-ridhoi-Nya?
Sama halnya seperti pramusaji, office boy, satpam, house keeper, dan lain-lain. Mereka juga patut dihargai dan diperlakukan layak oleh sesama manusia.
Jadi, kalau kamu jalan-jalan ke Mall dan keadaan kebersihan di sana buruk, apa yang kamu butuhkan? Yap, seorang office boy atau cleaning service untuk membersihkan sekaligus menjaganya tetap bersih sehingga kamu merasa nyaman.
Tidak buruk, 'kan?
***
Buat saya, pekerjaan apapun bila ditempuh dengan cara yang halal dan benar adalah sama. Tak ada pekerjaan yang hina atau rendahan. Tak ada pekerjaan yang murahan. Mereka ada porsinya masing-masing, dan Tuhan telah adil akan masing-masing rejeki umatNya. Hey, kamu tidak perlu merasa hina atau rendah diri karena pekerjaanmu yang bukan apa-apa yang bukan pejabat. Pekerjaan apapun di hadapan Tuhan akan sama. Tuhan pun tidak akan pernah menghinakan umatNya berdasarkan dari pekerjaannya atau jabatannya. Hahaha.
You know why saya nulis begini? Karena saya yakin, di luar sana banyak orang-orang yang memiliki pekerjaan yang menurutnya lebih tinggi dan patut dibanggakan entah mengapa dengan seenaknya menyepelekan--bahkan menghinakan/merendahkan--orang-orang yang memiliki pekerjaan yang tergolong biasa saja. For example, seorang pejabat daerah merendahkan seorang pramusaji di depan umum dengan cara berkata kasar didepan orang banyak. Pernah mikir nggak bagaimana perasaan pramusaji tersebut? That's pathetic.
Jadi, kalau bisa, hargai orang lain apapun pekerjaannya. Hargai pramusaji atau pramuniaga yang kamu temui di restoran atau di toko. Mereka telah berusaha melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya. Dan ingat, apa yang mereka lakukan semata-mata didasarkan kebaikan hatinya untuk bertahan hidup bersama keluarganya.
Don't be rude, dude! That's pathetic. :)
1 komentar
Istrimewa..., inspiratif sekali....
BalasHapus