Your Stupidness

by - Maret 18, 2014

Sesungguhnya, orang itu adalah aku..


Apakah kau baru menyadarinya? Menyadari bahwa selama ini yang kau cari ada di balik daun pintumu? Yang kau cari sedang duduk di depan pintumu sambil memeluk kedua lututnya, meraung-raung dalam hati berharap kau mendengarnya.

Apakah kau baru menemukannya? Menemukan yang selama ini kau cari adalah seorang gadis yang selalu ada untukmu kapanpun dan apapun keadaanmu? Seorang gadis yang memberikan waktunya hanya untukmu. Apakah itu tidak berarti untukmu?

"Kebodohanku adalah selalu mencari yang tepat dan ternyata aku melewatkanmu yang nyatanya memang tepat untukku dan selalu ada untukku. Betapa bodohnya aku."

(Kurang lebihnya) Begitu katamu.

Mendengarnya, hatiku merasa tersayat, kau tahu? Aku tidak mengerti harus berapa lama membuatmu berucap begitu dan kini kau berucap demikian.
Kau pasti tahu betul bahwa penyesalan selalu datang terakhir. Apakah ini pidato penyesalanmu terhadapku? Apakah ini kata-kata terakhir yang keluar dari mulutmu mengenai kita? Apakah ini, Ko?

"Kini aku mengerti posisimu dahulu."

(Kurang lebihnya) Begitu katamu lagi.

Apakah itu salam perpisahan untuk yang terakhir kalinya padaku? Ku rasa, ya. Mungkin perpisahan kita perpisahan untuk terakhir kalinya (setelah sekian kali kembali-berpisah), ini yang terakhir kan?

Kau harus tahu bahwa aku kini punya kehidupan lebih baik dari aku yang dulu. Sesederhana ini aku bahagia dengan orang-orang di sekitarku. Dan aku harap, kau pun akan segera menemukan kebahagiaanmu.

At least, kebahagiaan kebersamaan kita (seperti dulu) tidak akan kembali. Tidak akan.



I know, the hardest part of life is saying goodbye. Sooner or later, we will found our each happiness with someone who's worth it. I will, you will. It's not sweetest goodbye, but a bit. Now, it's time to say goodbye. Thank you for everything. Everything.

You May Also Like

0 komentar