Tentang Ibu dan Segala Cintanya

by - Oktober 22, 2015

Ibu,
Mungkin dia bukan yang pertama tahu saat kamu menangis. Mungkin dia juga bukan yang pertama tahu apa yang sedang kamu rasakan.
Namun sesungguhnya dialah yang paling rela mengorbankan apa saja demi melihatmu tersenyum dan hidup dalam kenyamanan.


Ibu,
Mungkin dia bukan yang selalu memperhatikanmu seperti saat kamu masih sangat kecil. Mungkin dia juga bukan yang paling mengerti kehidupanmu saat dewasa ini.
Namun sesungguhnya, dialah yang selalu ada saat kamu membutuhkannya. Dialah sesungguhnya 'rumah' untukmu pulang dan melepas segala lelah dan penat yang ada.


Ibu,
Dia mungkin tidak selalu dapat menjagamu dengan tangannya. Dia juga mungkin tidak selalu dapat menuntunmu dengan tangannya yang mulai keriput.
Namun, sesungguhnya dialah yang selalu menjagamu dengan doa-doanya dalam setiap sujudnya. Sesungguhnya dialah yang membisikanmu kebaikan ditelingamu yang terkadang kamu tidak menyadarinya.


Ibu,
Dia mungkin menginginkan rumah sederhana penuh kehangatan di dalamnya bersamamu, namun sesungguhnya ia tidak peduli dengan rumah; yang ia pedulikan hanyalah bersamamu, tidak peduli dimanapun tempatnya.


Ibu,
Wanita sederhana yang mungkin sering terabaikan olehmu, namun sesungguhnya ia adalah malaikatmu di dunia yang melindungimu dari apapun yang membuatmu tak bahagia dan tak nyaman. Malaikat itu selalu menyediakan tubuhnya untuk memelukmu erat dan membuatmu hangat hingga akhirnya kamu terlelap dalam dekapannya.


Ibu,
Terimakasih untuk segalanya yang telah dan akan kau berikan padaku, menjadi malaikat pelindung ditengah hiruk pikuk dunia yang fana, Bu.


Terimakasih untuk menjaga dan menuntunku dalam kebaikanmu, Bu, mengajariku mengenal Tuhan Yang Maha Baik.
Terimakasih untuk tidak pernah berhenti menyebutku dalam setiap doa-doamu, membisikan kebaikanmu saat aku jauh, menjagaku dengan setiap doamu.
Terimakasih untuk tidak pernah menyerah kepada dunia yang terkadang membuatmu menangis perih, hanya untuk menguatkan diriku yang bukan apa-apa.
Terimakasih untuk cinta dan kasihmu.


Ibu,
Maafkan segala kesalahanku, aku bukanlah anak yang baik dan patut selalu kau banggakan. Sungguh.
Maafkan segala kelalaianku padamu, yang mungkin seringkali mengabaikan kata-katamu, yang mungkin seringkali tidak bertindak sesuai keinginanmu, yang mungkin pernah menyakiti hatimu dengan cara apapun itu.


Ibu,
Maafkan aku yang belum bisa membuatmu bangga atas hasil kerja kerasku sendiri, yang belum bisa membahagiakanmu, yang belum bisa meringankan beban yang ada di pundakmu.
Maafkan aku yang selalu merepotkanmu dalam setiap situasi, yang selalu melakukan kesalahan dalam setiap tindakan, yang selalu membuatmu kecewa.


Ibu,
Sungguh aku ingin membuatmu bahagia, membuatmu hidup dalam kenyamanan dan kesejahteraan. Sungguh aku ingin meringankan bebanmu, membuatmu berhenti bekerja terlalu keras untuk anak-anakmu. Sungguh aku ingin menggantikanmu dalam menanggung beban hidup kita bersama.


Ibu,
Sungguh aku ingin menjaga dan merawatmu sampai kapanpun, sampai maut yang memisahkan kita. Sungguh aku ingin berusaha sekuat tenaga membuatmu bangga memiliki anak sepertiku.


Ibu,
Tetap jadi malaikatku, ya? Walau akan tiba pula saatnya kelak aku 'kan membentuk keluarga baru bersama pasanganku kelak, namun, tetaplah bersamaku, Bu. Aku ingin Ibu melihatku bahagia kelak dan kita akan menikmati bahagia bersama. Kita telah melalui semuanya bersama, Bu. Jadi, tetaplah menjagaku dalam doamu, Bu. Anakmu membutuhkanmu serta doa tulus ikhlasmu, Bu.

(Source: Google)




With Love,





From the deepest heart of nrlhdyn.

You May Also Like

0 komentar