Cerita Hujan Pertama
Kota Kembang diguyur hujan senja itu. Aku ingat saat jalanan dipenuhi genangan air di sisi-sisi jalannya dan setiap orang ingin segera berlari secepat mungkin dari lebatnya hujan. Tak heran jalanan menjadi kian macet ketika hujan.
Aku ingat pohon yang menjadi tempat kita berteduh kala itu. Sebuah pohon di sisi trotoar, pohon yang tak terlalu besar namun berdaun lebat. Kala itu kita bukanlah sesuatu yang kuat, kita masih selemah jari-jari mungil bayi kecil. Kita masih rapuh dan bisa kapan saja runtuh.
Aku ingat ketika kamu memaksaku memakai jas hujan dan aku jelas-jelas menolak. Aku memilih membiarkan diriku bermandikan air hujan dibandingkan menghalaunya dengan jas hujan. Dan aku tahu kamu tak senang.
Kepada kamu yang gemar memaksaku mengenakan jas hujan, aku tahu kamu melindungi dan aku ingin perlindungan. Melalui sebuah jas hujan sederhana, kamu melindungi. Melalui sebuah selimut, kamu menghangatkan. Dan melalui sebuah pelukan, kamu menentramkan.
Kita akan menjadi semakin kuat. Kita akan menjadi seperti gading gajah, ia kuat. Kita akan menjadi seperti sepasang merpati yang mengelilingi bumi berdua dan berakhir pulang ke satu sarang yang sama.
—
(nrlhdyn - 09/02/2018)
0 komentar