H.O.P.E — 2018

by - Maret 12, 2018

Bila saat ini kamu merasa tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah, semoga saja kelak kamu mendapatkan pasangan/jodoh/suami yang mampu menyayangimu dengan amat sangat, mampu menjagamu dan keluarganya serta mampu menjaga kesetiaannya.



(Source: Pinterest)


Suatu malam di bulan Maret, Ibu bertanya satu hal pada saya yang kira-kira seperti ini,

"Apakah kamu rindu kehadiran sosok Ayah?"

Sebuah pertanyaan yang membuat napas saya tercekat. Sebuah pertanyaan yang setengah mati saya jawab dan berusaha terlihat tegar. Sebuah pertanyaan yang jawabannya ingin saya katakan sejak lama padanya. Sebuah pertanyaan yang mampu membuat genangan air di kedua mata saya.

"Sebagai anak perempuan, saya juga iri melihat kedekatan anak-anak perempuan lain memiliki hubungan baik dengan sang ayah. Melihat kedekatan salah satu teman perempuan yang memiliki hubungan dekat dengan sang ayah. Melihat Ibu memiliki hubungan dekat yang erat dengan Kakek. Anak perempuan mana yang tidak ingin memiliki hubungan seperti itu dengan sang ayah?"

I held my breath. Saya sangat berhati-hati untuk menjawab pertanyaan ini sekaligus mengeluarkan apa yang menjerit dalam benak.

"Dan saya dihadapkan pada sebuah kenyataan bahwa saya tak akan pernah bisa merasakan hal-hal semacam itu dengan ayah."

Seriously, I'm trying so hard to write about this, to tell other people about this.

"Saya tak mau mengeluh hal-hal remeh pada Ibu sebab saya tau beban Ibu sudah cukup berat karena Kakak. Lantas harus kemana saya berlari? Harus kepada siapa saya mengadu? Tak ada. Oleh karenanya saya berusaha untuk menerima kenyataan bahwa saya berjalan sendiri, berdiri di atas kaki sendiri, melangkah perlahan-lahan atas usaha sendiri. Itu yang dari awal saya lakukan, sedang saya lakukan, dan akan terus saya lakukan."

I'm in tears now. Sangat sulit untuk saya menahan air yang bergerumul di kedua mata saat ini. Sangat sulit untuk tidak sentimentil dalam hal ini. That's why I'm scared to tell anyone about this. I'm scared that my heart won't let me be that strong. Dan malam ini di bawah langit basah, saya sedikit bercerita hal ini padanya. Dia hanya terdiam. Kemudian berdoa dengan harapan yang sama seperti apa yang Ibu harapkan. Dan seperti biasa, ada sesuatu di tenggorokan yang mendesak untuk ditumpahkan namun gagal.

"Bila saat ini kamu merasa tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah, semoga saja kelak kamu mendapatkan pasangan/jodoh/suami yang mampu menyayangimu dengan amat sangat, mampu menjagamu dan keluarganya serta mampu menjaga kesetiaannya."

Begitulah kurang lebihnya apa yang Ibu sampaikan. Saya yakin doanya di dengar Tuhan. Saya yakin semesta tak tidur untuk hal-hal penting semacam doa seorang Ibu. Dan selalu saya amin-kan diam-diam.

Sebab Tuhan Maha Mendengar, saya tak pernah putus berdoa bahwa kelak saya memiliki sebuah keluarga dengan penuh cinta. Dan memastikan mereka tak kekurangan satu pun cinta dari setiap anggota keluarga.




And I was thinking about this lately, jika bukan karena ujian ini, mungkin saya hanyalah gadis biasa yang sibuk dengan kehadirannya di dunia maya atau yang sibuk bersenang-senang dengan pemikirannya yang dangkal. Atau mungkin saya hanya akan menjadi gadis yang tak tahu bagaimana caranya berjalan dengan luka, atau berlari dengan duka.

Siapapun kamu, sepedih apapun kisah yang kamu miliki, ingatlah satu hal: Tuhan tahu bahwa kamu bisa melewati bab duka ini, Dia tahu bahwa kamu akan bertahan, Dia juga tahu bahwa kamu mampu melanjutkan hidup, Dia tahu seberapa besar kemampuanmu bertahan. Dia akan memberimu payung agar kamu mampu bertahan di bawah langit basah; iman yang kamu miliki.






(nrlhdyn — di bawah langit basah Sabtu Malam 11:11 PM 10/03/2018)

You May Also Like

1 komentar

  1. i copied your last word and make new post about us hahaha that word is so meaningfull!

    BalasHapus