My (un)Happy 19th Birthday

by - Juni 08, 2014

Tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.
Terlalu munafik untuk bahagia, terlalu menyenangkan untuk merasa sedih.
Saya tidak tahu harus berucap bagaimana, harus merasa bahagia atau sedih. Kalau kau pernah merasakannya, mungkin lebih tepatnya saya merasa senang dan sedih secara bersamaan. Oh ya, merasa kosong dan hampa juga. Perasaan tsb datang secara bersamaan.

Bagaimana bisa?

Ya, saya bisa merasakan semua itu. Saya bisa merasakan bahagia, sedih, kosong, dan hampa dalam waktu yang bersamaan. Saya baru mengalaminya pertama kali dalam hidup saya. Apakah kamu bisa merasakannya juga? Merasakan apa yang saya rasakan? Merasakan hal yang sedemikian mengerikannya?

Perasaan yang seharusnya tidak saya rasakan saat itu.
Saya tidak tahu harus bagaimana. Sudah terlalu jauh dari start awal untuk mundu, namun teralu jauh pula untuk berjalan sampai finish. Saya hanya takut terjebak di sini, di garis yang sama sekali tidak pernah saya inginkan.

Apakah saat momen itu kamu bahagia?

Ya, jelas saja saya bahagia. Melihatnya ada bersama saya, menggenggam tangan saya seolah mengatakan, "semua akan baik-baik saja, kamu bisa melewati harus hingga sampai finish. akan aku temani."
Namun, momen itu, momen dimana seharusnya yang saya rasakan hanya bahagia, alih-alih saya merasa di hampa secara bersamaan.

Saya tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan rasa kekecewaan dalam yang saya alami. Saya tidak tahu bagaimana bisa perasaan kosong dan hampa tiba-tiba datang saat itu.

Namun saya hanya ingin berterima kasih telah mengingat hari dimana saya dilahirkan oleh seorang wanita, untuk kejutan yang sudah dibuat yang saya sama sekali tidak terkejut sedikitpun, dan untuk semuanya.

Sekarang saya sendiri tidak tahu bagaimana caranya mengatakan padamu betapa nano-nano-nya yang saya rasakan.





Terima kasih, Rifaldy. Saya menyayangimu selalu.



ps: Saya lelah berjalan di garis ini.

You May Also Like

0 komentar