Point of View (Talk About People Nowdays)

by - November 15, 2015

Kita hidup di jaman dimana orang-orang bebas berpendapat sesuka hati tanpa pedulikan perasaan orang-yang-dijadikan-objek-komentar. Yaaa, that's people nowdays.

Saya pernah berbicang dengan salah seorang teman mengenai berbagai keputusan orang di sekitar. Mungkin saat itu saya memang tidak sadar mengomentari tentang keputusan seseorang yang tidak berbuat apa-apa disaat hidupnya sedang berada (mungkin?) di bawah.


"Aku sih gatau yaa dia kenapa kayak gitu, harusnya dia bisa kali blablablabla..." I said.
"Nah kan padahal aku udah saranin dia buat begini begitu tapi tetep aja kan.. Aku sih kasian sama hidup dia blablablabla..." she said.


Saya mungkin orang yang mudah untuk terpengaruh (atau meng-judge, maybe?). Yaa saya tidak menyangkalnya. Setelahnya, terkadang saya teringat pembicaraan tadi dan merasa malu pada diri sendiri. Kenapa tadi saya ngomong begitu ya?


Saya pernah dengar dan lihat di situs berita online tentang seorang lulusan ilmu eksak namun sukes berbisnis di bidang kuliner dan pariwisata. Saya juga pernah dengar dan lihat dari sumber yang sama tentang seorang sarjana bekerja sebagai office boy di salah satu kantor perusahaan swasta di Jakarta. Ohya ada lagi, saya juga mendengar pengakuan dari teman dekat saya yang lain ada seorang tukang parkir di sebuah studio foto menjadi fotografer di studio foto tersebut dan sukses. See the difference?

Setiap orang punya pilihan yang terbaik untuk hidupnya masing-masing. Setiap orang punya hak untuk menentukan akan dibawa kemana hidupnya. Setiap orang punya alasan dibalik setiap keputusan yang ia ambil. Setiap orang juga punya rejeki yang berbeda-beda asalnya. Karena Tuhan selalu punya yang terbaik untuk semua umatnya. Itu yang saya percaya.

Mungkin saja office boy itu memang sedang butuh pekerjaan apapun untuk menopang hidupnya. Oleh karenanya dia rela untuk kerja apapun, bahkan walaupun ia seorang sarjana dan tidak sesuai dengan bidang kuliahnya.

Mungkin saja lulusan ilmu eksak tersebut memiliki passion terpendam yang besar di bidang bisnis. Walau bisnisnya tidak sesuai dengan apa yang ia pelajari di bangku kuliah, ia tetap menjalankan bisnis tersebut.

Dan.. Ajaib sekali ya seorang tukang parkir biasa menjadi seorang fotografer profesional? Tuhan Maha Baik. :)


***


Mungkin kita lihat dari luar seseorang melakukan ini itu dan dengan mudahnya kita berkomentar negatif. Namun, kita tidak tahu 'kan alasan mengapa orang tersebut melakukan ini itu? Mungkin karena passion, atau keterbatasan ekonomi, atau.. Memang itu pilihannya? We never knew.
Mungkin kita harus belajar bagaimana berpendapat yang didasari oleh sudut pandang yang benar sebelum berpendapat, apalagi berpendapat negatif.
Mungkin kita harus belajar untuk melihat hidup ini bukan hanya dari sudut pandang dirimu sendiri, namun dunia ini memiliki banyak sekali sudut pandang. Kita tidak berusaha menjadi orang lain, namun kita hanya berusaha untuk melihat lebih luas dari biasanya agar kita lebih memahami apa yang ada di sekitar kita. :)





Best Regards,



nrlhdyn.

You May Also Like

0 komentar