Hello, 23.

by - Juni 05, 2018

Bertambahnya usia adalah momen dimana individu dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tentunya hal tersebut akan berjalan dengan baik manakala ditunjang dengan perkembangan pola pikir yang semakin meningkat. Dan saya harap tak hanya angka saja yang bertambah dibilangan usia, namun pola pikir mengikuti. Pelan-pelan.




Hai. Nama saya Nurul Hadiyani. Usia saya 22 tahun. Pendidikan terakhir saya diploma, dan alhamdulillah saat ini sudah bekerja di salah satu instansi pemerintahan di Kota Cirebon di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Saya hanyalah seorang pegawai biasa. Hidup saya biasa-biasa saja, yang membedakan kehidupan saya dengan gadis-gadis lain adalah kenyataan kedua orangtua saya telah berpisah hampir 9 tahun. Saya alhamdulillah sudah hampir bisa membiayai diri saya sendiri, sesekali membiayai Ibu. Saya cenderung ingin mandiri, melakukan segala sesuatunya dengan tangan sendiri karena saya tahu saya pasti bisa. Hal yang sulit—atau bahkan hampir tidak mungkin—saya lakukan hanyalah mengangkat air galon berisi penuh dengan tangan sendiri.

Menulis adalah hal yang paling saya sukai sejak kecil. Oleh karenanya saya ingin menuliskan beberapa hal—atau dapat dikatakan pesan/nasehat serta harapan—pada diri sendiri saat menginjak usia 23.


— 
(Source: Pinterest)


Saat hidup kamu terasa berat, uang tak ada, orang-orang terkasih menyakiti, keluarga tak peduli, dan kawan tak lagi setia; menulislah. Kamu harus lebih rajin menulis. Kamu selalu punya tulisan untuk diselesaikan. Kepalamu akan penuh dengan kata-kata yang berputar-putar. Percayalah tulisanmu akan selesai. Percayalah ada beberapa orang yang akan menyukai apa yang kamu tulis, atau bahkan jatuh cinta dengan tulisanmu. Kamu harus lebih percaya diri untuk menulis. Karena kamu dilahirkan untuk menulis. Tulisan serta buku-buku telah menghantui kepalamu sejak kamu duduk di sekolah dasar. Percayalah suatu hari kamu bisa melihat namamu di cover buku yang dijual di toko buku.

Kamu tak perlu memberi inspirasi untuk orang banyak. Yang diperlukan hanyalah kebijakan hati dan apa yang ada dalam kepalamu.

Beranikan diri untuk ke tempat-tempat tinggi, naik roller coaster, dan naik bianglala. Ingat, kamu sudah 23 tahun. Takut tak akan membawamu pada pengalaman-pengalaman menarik. Syukur-syukur kelak kamu bisa menari di puncak gunung sambil menangis dan bersujud syukur di sana.

Bermain ke pantai. Buatlah rumah atau istana dari pasir pantai seperti yang kamu lakukan di pantai pangandaran saat usia 3 atau 4 tahun. Dengarkan ombak merayu. Dengarkan anginnya. Dengarkan suara burung-burung. Tak perlu sunset yang indah, cukup ditemani orang terkasih. Tak perlu penginapan mewah, cukup tempat tidur yang mampu melepas lelahmu di sana.

Sayangi Ibu. Berusahalah menjadi anak yang baik, membantu Ibu meski kamu lelah adalah amalan yang besar untukmu di mata Tuhan. Pahami perasaannya. Dengarkan beliau bercerita. Karena kelak kamu akan menjadi seorang Ibu. Dan surgamu ada ditelapak kaki Ibu dan ridha suami.

Belajarlah untuk ikhlas. Usiamu bukan lagi melakukan hal-hal ceroboh dan menjadi pendendam. Ikhlaskan orang-orang yang menyakitimu. Ikhlaskan bila hidup kadang tak sejalan dengan harapan. Ikhlaskan bila harus bekerja lebih keras, bila harus selalu menjadi orang yang mengerti namun kurang dimengerti. Karena itulah ikhlas. Dari situlah kamu belajar. Banyak-banyak belajar dari hal-hal kecil disekitarmu. Berpikirlah positif pada Tuhan dan sesama manusia. Negatif tak akan menjadikanmu manusia yang lebih baik.

Menabung. Pernikahan impianmu ada di depan mata. Kamu adalah wanita mandiri, tanganmu bisa mewujudkan pernikahan impian sendiri tanpa campur tangan Bapak. Bukan saatnya merayu Bapak untuk mengeluarkan budget besar demi pernikahan impianmu. Buat pernikahan impianmu menjadi kenyataan dengan tanganmu sendiri, dengan tangan calon suamimu, dengan tangan murah hati Sang Pencipta. Menabung untuk mewujudkan mimpimu mengunjungi kota-kota di Indonesia, bermain di Lombok, bersantai di Bali, menari dengan pemusik jalanan di Malioboro, berfoto di Museum Angkut, menelusuri jalanan Kota Malang dan Batu, mengunjungi Lawang Sewu, snorkling di Karimun Jawa, menyapa hewan-hewan di taman safari, menaiki semua wahana di Dufan dan Trans Studio, atau bahkan naik pesawat terbang dan backpacker ke luar negeri tanpa visa. Semua hal bisa kamu lakukan dengan tanganmu sendiri. Serta doa-doa baik yang kamu panjatkan mampu membawamu mewujudkan mimpi.

Jangan pernah membenci Bapak. Dia memang berengsek. Dia memang tak tahu malu. Dia memang tak tahu diri. Namun, hatinya sekuat hatimu—hatinya sekuat baja. Tekadnya sebesar tekadmu. Dan cintanya padamu terlihat jelas di matanya saat dia tersenyum padamu. Bagaimanapun, kamu pernah menganggapnya laki-laki terbaik dalam hidupmu. Laki-laki yang paling mengerti kamu (dulu). Laki-laki yang bisa selalu kamu andalkan (dulu). Kasihi dia seperti dia mengasihimu.

Belajarlah untuk memahami segala kerumitan dalam hidupmu. Uraikan benang-benang berantakan itu. Satu per satu. Perlahan-lahan.

Hargai pengorbanan dan cinta yang lelaki itu beri padamu. Pahami dia sebagaimana kamu ingin dipahami. Sayangi dia sebagaimana kamu ingin disayangi. Kelak bila Tuhan menginjinkan, ia akan menjadi suami yang hebat, yang sangat memahamimu, yang menerima kelebihan serta mencintai kekuranganmu apa adanya. Jangan sia-siakan. Jangan gegabah. Jangan ceroboh. Dan jangan terlalu emosi. Sabar adalah caranya memahamimu, maka kamu harus melakukan hal yang sama. Mendengarkan adalah caranya memeluk setiap kisah dalam dirimu. Peluklah kisahnya, peluklah lukanya, peluklah kekurangannya.

Dan hargailah sahabat-sahabatmu. Hormatilah teman-temanmu. Kamu tak akan menjadi seperti dirimu hari ini bila tanpa mereka. Cintailah mereka. Temanilah mereka. Peluklah mereka.

Yang terakhir adalah, jadilah manusia baik pada sesama tanpa membeda-bedakan. Jauhi setiap hal negatif (misal: gosip dll). Tak akan membuatmu semakin pintar. Tak akan membuatmu semakin menjadi manusia baik dan benar. Ingatlah Allah. Jadilah umat beragama yang baik. Karena kelak kamu akan kembali padaNya. Berlaku jujur adalah pedoman hidup. Berusahalah untuk melakukan segala sesuatunya dengan hati. Agar Tuhan memberi kedamaian serta ketenangan hati padamu.

Belajarlah untuk memotivasi dan mencintai diri.






Selamat menginjak 23, Nurul Hadiyani. ❤







(nrlhdyn — 04/06/2018 10:39PM)

You May Also Like

0 komentar