Jurnal #5 — Ibu dan Diskon

by - November 17, 2018

17 November 2018

back again. alhamdulillah Tuhan masih memberiku kekuatan hari ini meski beraktivitas keliling mall menemani ibu berbelanja baju (baca: berburu barang diskon).




sebenarnya hari ini tak terlalu berniat untuk pergi keluar. selain karena kekasih sedang ada pekerjaan di hari sabtu, kendala keuangan sebenarnya menjadi hal utama yang sedang dirasakan kami. gaji yang menjadi hak kami tak kunjung turun. sementara pemasukkan di luar gaji yang kami miliki sialnya tak ada sama sekali, terutama di tempatku bekerja. ah sudahlah. berharap sama manusia memang tak selalu indah ujungnya, sebab hati manusia tiada yang tahu. :')

suatu siang ibu mengajakku pergi. sebenarnya aku malas, di luar cuaca sedang panas-panasnya. namun, beliau bersikukuh mengajakku keluar rumah. tahu apa yang dilakukan ibu-ibu ketika mereka keluar rumah dan membawa uang? tepat sekali! BELANJA.
sebenarnya ibu memang jarang pergi belanja kecuali ke pasar tradisional, kali ini beliau mengajakku mengunjungi salah satu mall untuk berbelanja baju—baju diskon lebih tepatnya. siapa yang tak suka diskon? orang kaya raya pun tetap saja cinta diskon, kan? apalagi rakyat jelata seperti kami, tentu saja diskon sebisa mungkin tak dilewatkan (apalagi jika uang mencukupi). berangkat!!

tunggu.. yang berbelanja ibuku, ya. aku tidak. uangku tersisa 200 ribu rupiah untuk makan sehari-hari. tentu saja ada satu baju yang ku taksir, berwarna merah maroon. sebuah tunik cantik dibandrol seharga 150 ribu rupiah saja. aku tergoda. lagi dan lagi dan lagi, aku mengurungkan niatku. dan aku adalah tipe orang yang berprinsip dan beriman tebal untuk bertahan dari godaan berbelanja baju. jadi, aku tetap teguh dan tangguh. ibu memang menawariku untuk membeli tunik tersebut, namun sudahlah. aku pura-pura saja tak tertarik. sebab nafsu berbelanja baju akan sirna seiring berjalannya waktu.

by the way, for your information aku adalah tipe anak yang jarang meminta sesuatu ke orang tua sejak kecil hingga saat ini. aku tak pernah merengek minta dibelikan es krim atau gula gula, juga tak pernah merengek meminta pizza hut. kenapa? sesimpel aku takut. dan memang setakut dan seenggan itu untuk meminta sesuatu pada orang tua. bukan karena orang tua tak pernah membelikan atau marah saat aku meminta sesuatu, namun hanya perasaan takut dan enggan. sukar. lebih baik aku beli sendiri dengan uang hasil keringatku. seperti halnya biaya pengobatanku yang sedang kubutuhkan (beli obat, ke dokter, periksa ke laboratorium kesehatan, dll), aku enggan meminta pada ibu atau ayah. takut dan enggan.






dasar berfisik lemah. baru berkeliling sebentar saja sudah batuk batuk dan kaki terasa pegal bak nenek usia 90 tahun. napasku cukup terengah-engah diselingi batuk yang entah mengapa muncul tiba-tiba. memang sih keadaan mall di akhir pekan dengan diskon di mana-mana ini pastilah ramai, sepertinya orang-orang sedang kehabisan  stok pakaian di rumahnya, bak sedang telanjang. mereka berebut baju. mengacak-ngacak etalase baju dan sepatu. para SPG dan SPB hanya bisa berpasrah diri. setiap kasir dipenuhi orang mengantre; membayar setiap potong baju dan pasang sepatu yang mereka beli. aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.

setelah ibu lelah berkeliling dan berhasil mendapat 1 potong celana kulot, beliau mengajakku mengunjungi pusat perbelanjaan lain. tentu saja untuk mencari baju (lagi). aku hanya bisa pasrah dibalik masker merah muda yang kukenakan. pheww~~

setibanya di pusat perbelanjaan lain, ibu hanya membeli satu baju sederhana khas ibu ibu. pakaian dinas rumah setiap ibu di seluruh dunia.


DASTER.







dan malam ini kami kembali bekerja. mempersiapkan bahan untuk jualan esok hari, seperti biasanya. rutinitas yang membuatku (kemungkinan besar) kelelahan sepanjang waktu dan kurang tidur dan kurang istirahat dan kurang makan yang berakibat seperti sekarang ini; kondisi kesehatan terganggu.

do'akan aku tetap kuat, ya? agar bisa menemani ibu pergi berbelanja, bisa membantunya membeli baju kesukaannya, dan melakukan banyak hal menyenamgkan lainnya bersama kekasih. oh ya, juga melakukan pekerjaan yang saat ini menjadi hmmm... kecintaan? merangkai kata? ya, kira-kira begitulah, melakukan pekerjaan yang mampu membiayai kehidupanku sehari-hari (plus pengobatan).

salam hangat. selamat berakhir pekan. :)







(nrlhdyn — 17/11/2018 08:09 PM)

You May Also Like

0 komentar