Sebuah Tulisan Untuk Seorang Wanita

by - Januari 13, 2019

sulit rasanya untuk menjelaskan bagaimana perasaan yang saya rasakan padanya. ia tak pernah tahu bagaimana sesungguhnya isi hati saya, terlebih kami jarang sekali berbincang mengenai hal tersebut. semenjak dulu masa sekolah, kuliah, hingga saya sudah memiliki pekerjaan saat ini, ia tak pernah bertanya tentang bagaimana hari saya berlangsung atau tentang bagaimana perasaan saya setiap harinya. sejujurnya, ia tak begitu perhatian dan mengenal diri saya sesungguhnya. ya, ia tak pernah benar-benar tahu diri saya seutuhnya; apa yang saya sukai (hobi), pelajaran apa yang sangat saya minati, cita-cita dan impian saya, atau bagaimana kehidupan yang ingin saya jalani. ia tak pernah tahu. pun, saya tak pernah berbagi mimpi dengannya. yang ia tahu hanyalah (saya) seorang gadis egois yang mandiri, yang suka tertawa sekaligus sering cemberut, yang pendiam sekaligus yang banyak bicara, seorang tukang boros dan paling malas makan, sok bersih, hingga seseorang yang pemalas sekaligus rajin dalam beberapa hal. di matanya, saya adalah saya; kulit luar saya.


hubungan kami semacam love-hate relationship. terkadang saya sebal ketika ia mulai meracau hal-hal negatif yang bisa meracuni kepala saya. saya pun tak jarang kesal dan menggerutu ketika kelelahan karenanya (membantunya). pun saya sering merasa bahwa ia adalah beban yang menghambat saya menuju kebahagiaan saya yang sebenarnya. saya benci ia yang terkesan tak peduli pada perasaan dan keinginan saya yang tak terucap, ia sungguh tak memiliki kepekaan terhadap perasaan saya. hal tersebut sangat menyebalkan dan tak jarang membuat saya terluka dan kecewa atau bahkan menangis. intinya, tak jarang ia bersikap menyebalkan dan tak sesuai dengan keinginan/harapan saya, dan hal tersebut yang saya tak suka darinya. namun, sebenarnya ia adalah sosok yang sangat saya kagumi, seorang figur yang membuat saya menjadi sekuat dan setegar saat ini, seorang sosok yang menginspirasi saya untuk menjadi perempuan mandiri.


hujan, badai, terik mentari, indahnya pelangi, dan segala macam fase dalam roda kehidupan telah kami lalui bersama. saya tak pernah menyesal telah melalui itu semua bersamanya. pahit, manis, asam, garam, dan segala macam rasa lainnya telah kami cicipi dan nikmati bersama. meski ada air mata, pun ada tawa disana yang melengkapi. hampir semua fase kehidupan lengkap dengan rasa-rasanya telah kami lalui bersama. saya tak ingin dan tak mau membayangkan betapa kelak suatu hari nanti hati saya akan patah sepatah-patahnya karena kehilangannya, ketika ia tak lagi ada untuk bercerita berbagai hal yang ia lalui seharian dan tak lagi ada untuk menjaga saya yang tak ingin terlalu dijaga.


tulisan ini untuknya yang telah menjadi bagian paling penting dalam hidup saya, yang memberi saya cahaya kehidupan lengkap dengan hujan dan badai serta pelanginya. terima kasih telah menjadi malaikat yang melindungi dan menjaga saya tetap dalam lintasan kehidupan yang baik. ini hanyalah sebuah tulisan untuknya yang bertambah usia hari ini, sebagai hadiah sederhana dari saya untuknya. ibu.



terima kasih telah menjadi manusia tak sempurna; manusia yang menempatkan Tuhan dalam hatinya dan masih tetap bergelimang cela dan dosa, manusia tak sempurna yang membawa cahaya kehidupan meski harus berjalan sendirian.



aku bersamamu, ibu. sehatlah selalu. bahagialah selalu. Tuhan selalu bersamamu.












(ps: doa-doa terbaik telah dipanjatkan untukNya, mari tetap berdoa)






(nrlhdyn — 13/01/2018 10:15PM)

You May Also Like

0 komentar